TEMPO.CO, Jakarta - Nadege Dubois-Seex, warga negara Prancis, menggungat Boeing atas kematian suaminya bernama Jonathan Seex, salah satu penumpang dalam penerbangan Ethiopian Airlines 302. Burung besi itu jatuh dekat ibu kota Addis Ababa, Ethiopia, pada Maret 2019 lalu dan menewaskan 157 penumpang dan awak pesawat.
Dikutip dari asiaone.com, Rabu, 22 Mei 2019, Dubois-Seex menuntut uang ganti rugi dari Boeing senilai US$276 juta atau Rp 4 triliun atas kecelakaan yang merenggut nyawa suaminya tersebut. Gugatan itu dimasukkan Dubois-Seex ke pengadilan distrik Chicago pada Selasa, 21 Mei 2019.
Baca juga: Boeing Co. Akhirnya Mengaku Salah
Dalam gugatannya, Dubois-Seex menuding Boeing telah gagal menginformasikan kepada pilot lewat cara sepatutnya akan risiko yang disebabkan oleh software pencegah terjadinya stall pada pesawat tipe Boeing 737 Max. Dalam penerbangan Ethiopian Airlines 302, hidung pesawat tertarik ke bawah karena adanya kegagalan sensor data.
“Keluarga kami telah kehilangan cahaya kegembiraannya (suaminya) dan dunia telah kehilangan seorang pengusaha brilian,” kata Dubois-Seex.
Baca juga: Boeing Tahu Pesawat 737 MAX Bermasalah Sebelum Laka Lion Air
Nadege Dubois-Seex, warga negara Prancis, menggungat Boeing atas kematian suaminya. Sumber: PerthNow
Pengacara Dubois-Seex, Nomaan Husain, mengatakan kliennya menuntut uang ganti rugi dari Boeing minimal Rp 4 triliun atas kerugian yang ditimbulkan akibat kecelakaan tersebut.
“Kami telah mempelajari Boeing bergantung pada satu sensor yang sebelumnya ada di dalam lebih dari 200 laporan insiden dari Badan Penerbangan Amerika Serikat,” kata Husain.
Juru bicara Boeing masih bungkam atas gugatan Dubois-Seex tersebut. Sebelum Dubois-Seex, Boeing juga telah digugat oleh sejumlah penumpang. Hal ini membuat pesawat Boeing 737 Max dikandangkan oleh banyak maskapai di dunia.